Ciri Keputihan Tidak Normal Dan Keputihan Normal
Klinik Utama Sentosa, Jakarta – Bagaimana ciri keputihan tidak normal dan keputihan normal? Terdapat dua jenis keputihan, yaitu keputihan normal dan tidak normal. Keluarnya lendir atau cairan dari vagina adalah suatu kondisi yang dikenal sebagai keputihan.
Kondisi tersebut merupakan cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembapan organ reproduksi wanita, dengan cara mengeluarkan sel-sel mati dan bakteri dari dalam tubuh sehingga vagina terhindar dari infeksi berbahaya.
Keputihan yang normal itu terjadi pada usia subur, yaitu 15-49 tahun karena perubahan hormonal. Saat memasuki masa menopause, keputihan akan berkurang.
Daftar Isi
ToggleDefinisi
Keputihan adalah atau lendir yang timbul di luar masa menstruasi. Kondisi tersebut normal yang bisa terjadi oleh semua wanita.
Keputihan berfungsi untuk melembabkan dan membersihkan vagina sekaligus melindunginya dari infeksi, dapat memiliki tekstur atau warna yang berbeda. Kondisi ini umumnya tidak mengkhawatirkan.
Namun, ada beberapa jenis keputihan yang harus Anda waspadi karena bisa mengindikasikan adanya infeksi atau peradangan.
Berikut sejumlah perbedaan jenis keputihan normal dan keputihan abnormal atau berbahaya yang merupakan gejala penyakit tertentu.
Jenis keputihan yang normal
Keputihan yang normal biasanya tidak berbau dan berwarna putih atau bening. Teksturnya kental, lengket (berlendir), licin, dan basah. Jumlah keputihan dapat bervariasi.
Biasanya, keputihan menjadi lebih berat saat hamil atau saat menggunakan alat kontrasepsi. Keputihan juga bisa keluar lebih banyak saat ovulasi dan saat Anda aktif secara seksual.
Jenis keputihan yang tidak normal
Ada beberapa jenis keputihan yang tidak normal, biasanya menandakan adanya infeksi atau peradangan pada area kewanitaan. Berikut beberapa ciri keputihan yang tidak normal.
1. Keputihan berbau amis
Jenis keputihan yang berbau amis ini biasanya merupakan gejala keputihan akibat infeksi bakterial vaginosis. Infeksi ini bukan jenis penyakit menular seksual (PMS).
Namun, wanita yang mengembangkan bakterial vaginosis memiliki risiko lebih tinggi terkena PMS, seperti klamidia. Penyebab bau tak sedap dari bakterial vaginosis biasanya lebih kuat setelah melakukan hubungan seksual.
Selain itu, warna keputihan juga bisa berubah warna menjadi putih keabu-abuan, lebih encer, dan lebih cair. Jenis keputihan ini juga tidak menimbulkan rasa sakit dan gatal. Namun, sekitar 50 persen wanita yang terinfeksi masalah ini tidak memiliki gejala.
2. Keputihan tersumbat
Keputihan yang kental, putih, dan kental dapat mengindikasikan infeksi jamur. Kondisi ini biasanya tidak menimbulkan bau yang menyengat, namun bisa menyebabkan rasa gatal dan iritasi pada area vagina.
Selain itu, penderita juga bisa merasakan nyeri dan perih hingga nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seks.
3. Keputihan yang berwarna kehijauan, kuning, atau berbusa
Jenis keputihan yang berwarna putih hingga keabu-abuan, kuning, atau kehijauan dapat mengindikasikan adanya infeksi parasit trichomoniasis vaginalis. Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual dan dapat berkembang tanpa gejala.
Gejala trikomoniasis seringkali memiliki kemiripan dengan penyakit menular seksual lainnya. Oleh karena itu, perlu pemeriksaan laboratorium untuk memastikannya.
Gejala lain yang mungkin muncul pada keputihan jenis ini akibat infeksi trikomoniasis adalah:
- Berbusa
- Lebih keras dari biasanya
- Bisa berbau amis
- Ada bengkak dan gatal di sekitar vagina hingga paha bagian dalam
- Nyeri dan ketidaknyamanan saat buang air kecil atau berhubungan seks.
4. Keputihan dengan rasa sakit di daerah panggul dan pendarahan
Keputihan yang disertai rasa sakit di daerah panggul atau pendarahan dapat mengindikasikan infeksi klamidia atau gonore. Klamidia dan gonore adalah infeksi menular seksual yang terjadi karena adanya bakteri.
Kedua penyakit ini dapat menimbulkan gejala keputihan berwarna kuning atau kehijauan, bau tidak sedap, nyeri saat buang air kecil, dan keluarnya darah di luar masa haid atau setelah berhubungan seksual.
Keputihan dengan lecet dan nyeri
Jenis keputihan yang berbarengan dengan rasa lepuh dan nyeri ini dapat mengindikasikan gejala herpes genital. Herpes genital adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dan jenis PMS. Gejala herpes genital lainnya adalah:
- Bisul merah kecil di sekitar alat kelamin, anus, paha, atau bokong
- Gatal, kesemutan dan terbakar di sekitar alat kelamin
- Sakit saat buang air kecil
- Keputihan yang tidak biasa
Konsultasikan di Klinik Kulit Kelamin
Itulah beberapa fakta mengenai Inilah Beberapa Ciri dan Jenis Pada Keputihan Normal Dan Abnormal yang perlu kamu ketahui agar bisa mewaspadai bahwa bahaya penyakit menular seksual ini.
Jika kamu memiliki penyakit menular seksual yang mengganggu, segeralah hubungi Klinik Sentosa, salah satu klinik kelamin terbaik di Jakarta dan ikuti sosial media kami :
Instagram : @kliniksentosajakarta
Twitter : @klinik_sentosa
Tiktok : @klinik_sentosa
Artikel Terbaru
- Nanah Gonore Hilang? Jangan Terburu-Buru, Perhatikan Hal Ini Agar Sembuh Total! 8 Oktober 2024
- 5 Kesalahan yang Bisa Sebabkan Penis Bengkak, Catat! 4 Oktober 2024
- Kutil Kelamin yang Berbahaya, Jangan Sepelekan Gejalanya! 1 Oktober 2024
- Keputihan Seperti Keju Hancur? Hati-Hati, Ini Bisa Jadi Tanda Infeksi! 27 September 2024
- Sifilis pada Pria Bisa Ancam Kesehatan Fisik, Kenali Gejala Awalnya Disini! 20 September 2024
Alamat Klinik Sentosa
Jl. Raya Boulevard Timur Blok ND1 No 53 Kelapa Gading, Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14240
Email: info@sentosaklinik.com
Phone: 0812-1230-6885
Whatsapp: 0812-1230-6885
Office Hours:
Senin s/d Minggu
Pukul: 10.00-20.00 WIB