Penyakit Menular Seksual (PMS): Penyebab dan Komplikasi

Penyakit Menular Seksual (PMS): Penyebab dan Komplikasi

Klinik Utama Sentosa, Jakarta – Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah kondisi medis yang menyebar melalui kontak seksual dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. PMS, yang juga dikenal sebagai Infeksi Menular Seksual (IMS), termasuk beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Jenis PMS yang umum meliputi gonore, klamidia, sifilis, herpes genital, HPV, dan HIV/AIDS.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang penyakit menular seksual, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan, pemeriksaan rutin, dan pengobatan yang tepat. Dalam menghadapi ancaman PMS, informasi ini menjadi senjata penting untuk menjaga kesehatan seksual dan mengurangi risiko penyebaran infeksi.

Apa itu Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit Menular Seksual (PMS), juga dikenal sebagai Infeksi Menular Seksual (IMS), merujuk pada sekelompok kondisi medis yang menyebar melalui kontak seksual. PMS disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain selama aktivitas seksual yang melibatkan kontak intim. Ini dapat termasuk hubungan seks vaginal, anal, atau oral.

Penularan PMS terjadi ketika mikroorganisme penyebab infeksi, seperti bakteri atau virus, masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau membran mukosa di saluran reproduksi, mulut, tenggorokan, atau rektum. Infeksi tersebut kemudian dapat berkembang dan menyebabkan gejala yang berbeda-beda tergantung pada jenis PMS yang terjadi.

PMS dapat menular melalui kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi, termasuk hubungan seksual tanpa kondom, kontak genital langsung, atau melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi seperti sperma, lendir vagina, cairan praejakulasi, darah, atau lecapan oral.

Penyakit Menular Seksual dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pria dan wanita, dari segala usia. Risiko tertular PMS dapat meningkat dengan perilaku seksual yang berisiko, seperti memiliki banyak pasangan seksual, tidak menggunakan kondom, atau terlibat dalam praktik seksual yang tidak aman.

PMS merupakan masalah kesehatan serius yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang PMS, memahami faktor risiko, dan mengadopsi tindakan pencegahan yang efektif. Ini termasuk praktik seks yang aman, penggunaan kondom, pemeriksaan rutin, dan konsultasi dengan profesional medis jika ada kecurigaan terhadap infeksi menular seksual.

Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit Menular Seksual (PMS) dapat terdiri dari berbagai jenis infeksi yang ditularkan melalui kontak seksual. Berikut adalah beberapa jenis PMS yang umum:

  1. Gonore (Kencing Nanah): Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Infeksi ini dapat mempengaruhi saluran reproduksi, uretra, tenggorokan, atau rektum. Gejalanya dapat meliputi peningkatan keputihan atau keluarnya cairan dari penis atau vagina, nyeri saat buang air kecil, dan nyeri pada panggul. Jika tidak diobati, gonore dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi panggul, epididimitis pada pria, dan masalah reproduksi.

  2. Klamidia: Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini dapat mempengaruhi saluran reproduksi, uretra, tenggorokan, atau rektum. Klamidia sering tidak menimbulkan gejala pada awalnya, tetapi dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil, keputihan abnormal, nyeri perut, atau nyeri panggul pada wanita. Jika tidak diobati, klamidia dapat menyebabkan infeksi panggul, masalah reproduksi, atau meningkatkan risiko infeksi HIV.

  3. Sifilis (Raja Singa): Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Infeksi ini dapat terjadi dalam beberapa tahap yang berbeda dan mempengaruhi berbagai organ tubuh. Tahap awal sifilis ditandai oleh luka terbuka yang tidak nyeri pada alat kelamin, mulut, atau rektum. Jika tidak diobati, sifilis dapat berkembang menjadi tahap yang lebih serius dan dapat mempengaruhi sistem saraf, jantung, atau organ tubuh lainnya.

  4. Herpes Genital: Herpes genital disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) atau tipe 2 (HSV-2). Infeksi ini ditandai oleh luka berbentuk lepuh yang terbuka dan menyakitkan di area genital atau sekitarnya. Herpes genital dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, nyeri, atau terbakar saat buang air kecil. Setelah infeksi, virus ini tetap berada dalam tubuh dan dapat menyebabkan kambuhnya gejala dari waktu ke waktu.

  5. Human Papillomavirus (HPV): HPV adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin atau infeksi yang tidak menimbulkan gejala pada alat kelamin, tenggorokan, atau rektum. Beberapa jenis HPV juga dapat menyebabkan kanker serviks, vagina, vulva, penis, anus, atau tenggorokan. Vaksin HPV telah tersedia untuk melindungi dari beberapa jenis HPV yang berisiko tinggi.

  6. Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS): HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan AIDS, yaitu tahap lanjut infeksi HIV di mana sistem kekebalan tubuh terganggu. HIV dapat ditularkan melalui kontak seksual, penggunaan jarum suntik bersama, atau dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. HIV/AIDS tidak memiliki obat yang dapat menyembuhkan, tetapi pengobatan antiretroviral (ARV) dapat membantu mengontrol infeksi dan mencegah perkembangan AIDS.

Diagnosis dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mengatasi PMS dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit Menular Seksual (PMS) disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan parasit yang ditularkan melalui aktivitas seksual. Berikut adalah beberapa penyebab umum PMS:

  1. Bakteri: Beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan infeksi menular seksual. Contohnya termasuk Neisseria gonorrhoeae yang menyebabkan gonore, Chlamydia trachomatis yang menyebabkan klamidia, dan Treponema pallidum yang menyebabkan sifilis. Bakteri ini ditularkan melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi dan dapat menginfeksi organ reproduksi, uretra, tenggorokan, atau rektum.

  2. Virus: Virus juga merupakan penyebab umum PMS. Misalnya, virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) dan tipe 2 (HSV-2) menyebabkan herpes genital, Human Papillomavirus (HPV) dapat menyebabkan kutil kelamin dan infeksi yang tidak menimbulkan gejala, dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyebabkan AIDS. Virus-virus ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan luka terbuka, lendir, atau cairan tubuh yang terinfeksi.

  3. Parasit: Beberapa jenis parasit juga dapat menyebabkan infeksi menular seksual. Contohnya termasuk Trichomonas vaginalis yang menyebabkan trichomoniasis, parasit yang dapat menginfeksi vagina atau saluran uretra pada wanita dan uretra pada pria. Parasit ini biasanya ditularkan melalui kontak seksual langsung.

Faktor-faktor seperti tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks, memiliki banyak pasangan seksual, atau terlibat dalam praktik seksual yang tidak aman dapat meningkatkan risiko tertular PMS. Selain itu, kebersihan yang buruk, sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan riwayat infeksi menular seksual sebelumnya juga dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena PMS.

Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)

Gejala penyakit menular seksual (PMS) dapat bervariasi tergantung pada jenis PMS yang terjadi dan individu yang terinfeksi. Beberapa PMS dapat menyebabkan gejala yang jelas, sementara yang lain mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali atau hanya menimbulkan gejala ringan yang sulit dikenali. Berikut adalah beberapa gejala umum PMS yang dapat muncul:

1. Perubahan pada saluran reproduksi:

  • Keputihan yang tidak normal, seperti keputihan berwarna berbeda, berbau tidak sedap, atau berat
  • Keluarnya cairan dari penis atau vagina yang tidak biasa
  • Rasa gatal, terbakar, atau nyeri pada area genital
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Perubahan pada siklus menstruasi, termasuk perdarahan yang tidak teratur atau berat

2. Luka atau lecet pada area genital atau mulut:

  • Luka terbuka atau lepuh di sekitar alat kelamin, anus, atau mulut
  • Rasa nyeri atau sensasi terbakar pada luka tersebut
  • Pembengkakan atau kemerahan pada area yang terinfeksi

3. Gejala umum yang melibatkan tubuh secara keseluruhan:

  • Demam atau rasa tidak enak badan
  • Kehilangan nafsu makan atau penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya
  • Kelelahan atau lesu yang tidak biasa

4. Gejala lainnya:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar panggul, leher, atau ketiak
  • Nyeri pada panggul atau punggung bagian bawah
  • Gatal-gatal pada area genital atau sekitarnya
  • Ruam kulit atau perubahan pada kulit

Gejala PMS dapat bervariasi antara individu dan tergantung pada jenis PMS yang terjadi. Beberapa PMS dapat menunjukkan gejala segera setelah terinfeksi, sementara yang lain mungkin membutuhkan waktu untuk mengembangkan gejala. Selain itu, beberapa PMS dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang jika tidak diobati.

Faktor Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit menular seksual (PMS). Meskipun faktor risiko ini tidak menjamin seseorang akan terinfeksi, tetapi dapat memberikan gambaran tentang kelompok individu yang lebih rentan. Berikut adalah beberapa faktor risiko umum untuk PMS:

  • Aktivitas seksual yang tidak aman: Tidak menggunakan kondom atau praktik seksual yang tidak aman seperti hubungan seks tanpa pelindung, memiliki banyak pasangan seksual, atau terlibat dalam seks bebas risiko dapat meningkatkan kemungkinan terinfeksi PMS.
  • Pasangan seksual yang berisiko: Jika pasangan seksual memiliki riwayat infeksi menular seksual atau terlibat dalam perilaku berisiko, risiko penularan PMS akan meningkat. Selain itu, memiliki pasangan seksual yang memiliki banyak pasangan seksual juga dapat meningkatkan risiko.
  • Usia: Remaja dan dewasa muda cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena PMS. Ini mungkin disebabkan oleh kurangnya informasi seksual yang memadai, kurangnya penggunaan kondom, dan perilaku seksual berisiko pada kelompok usia ini.
  • Penggunaan narkoba suntik: Penggunaan jarum suntik bersama untuk penggunaan narkoba dapat meningkatkan risiko PMS, terutama jika jarum atau alat suntik tidak steril.
  • Riwayat PMS sebelumnya: Jika seseorang pernah terinfeksi PMS sebelumnya, mereka mungkin memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi kembali atau mengalami infeksi ganda dengan jenis PMS yang berbeda.
  • Kurangnya vaksinasi: Beberapa PMS, seperti Human Papillomavirus (HPV), memiliki vaksin yang tersedia. Tidak mendapatkan vaksinasi yang direkomendasikan dapat meningkatkan risiko infeksi PMS terkait.
  • Kebersihan pribadi yang buruk: Kurangnya kebersihan pribadi atau sanitasi yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko infeksi PMS, terutama infeksi jamur atau bakteri.
  • Kekebalan tubuh yang lemah: Sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada individu dengan penyakit yang menekan sistem kekebalan atau penggunaan obat imunosupresan, dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi PMS.

Faktor risiko ini tidak bersifat mutlak dan terjadinya PMS dapat terjadi pada siapa saja. Tetapi dengan mengenali faktor risiko ini, individu dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat seperti menggunakan kondom, melakukan tes rutin, dan berkomunikasi terbuka dengan pasangan seksual mereka untuk mengurangi risiko penularan PMS.

Tahukah kamu bahwa terdapat 20 jenis dari infeksi menular seksual. Di antara jenisnya yang umum sekali orang terinfeksi adalah penyakit gonore, klamidia, herpes genital, dan lain sebagainya.

Diagnosis Penyakit Menular Seksual (PMS)

Diagnosis penyakit menular seksual (PMS) melibatkan beberapa metode yang dapat dilakukan oleh profesional medis. Proses diagnosis dapat meliputi langkah-langkah berikut:

1. Riwayat Medis dan Wawancara: Dokter akan mengambil riwayat medis lengkap pasien, termasuk riwayat seksual, gejala yang dialami, serta riwayat PMS sebelumnya. Wawancara ini penting untuk membantu mengidentifikasi faktor risiko dan memahami keluhan pasien.

2. Pemeriksaan Fisik: Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda atau gejala infeksi menular seksual. Hal ini mungkin melibatkan pemeriksaan organ genital dan pemeriksaan fisik umum lainnya.

3. Tes Laboratorium: Tes laboratorium digunakan untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme penyebab PMS atau antibodi yang diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap infeksi. Beberapa jenis tes laboratorium yang umum digunakan untuk diagnosis PMS meliputi:
a. Tes urin: Untuk mendeteksi adanya infeksi saluran kemih atau infeksi menular seksual seperti klamidia atau gonore.
b. Tes darah: Untuk mendeteksi infeksi menular seksual seperti HIV, sifilis dan penyakit lainnya.
c. Swab genital: Dokter dapat mengambil sampel dari vagina, uretra, leher rahim, atau rektum untuk diperiksa di laboratorium. Swab ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme penyebab PMS seperti klamidia, gonore, atau herpes.

4. Tes serologi: Tes serologi digunakan untuk mendeteksi antibodi dalam darah yang diproduksi sebagai respons terhadap infeksi PMS tertentu seperti sifilis atau HIV. Tes ini dapat membantu mengkonfirmasi diagnosis dan menentukan tahap infeksi.

Selain itu, dalam beberapa kasus, dokter juga dapat merujuk pasien ke spesialis penyakit menular seksual untuk penilaian yang lebih mendalam dan diagnosis yang lebih tepat.

Bahwa diagnosis PMS harus dilakukan oleh profesional medis yang terlatih. Jika Anda memiliki kecurigaan terhadap infeksi menular seksual atau mengalami gejala yang mencurigakan, penting untuk mencari perawatan medis segera. Semakin cepat diagnosis dilakukan, semakin cepat pengobatan dapat dimulai, dan risiko komplikasi lebih lanjut dapat dikurangi.

Komplikasi Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual (PMS) dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius jika tidak diobati atau tidak diobati dengan baik. Komplikasi yang mungkin timbul akibat PMS dapat bervariasi tergantung pada jenis infeksi menular seksual yang terjadi. Berikut adalah beberapa komplikasi umum yang terkait dengan PMS:

  • Penyakit radang panggul (PID): PID adalah komplikasi serius yang umumnya terjadi pada wanita dan biasanya disebabkan oleh infeksi klamidia atau gonore yang tidak diobati. PID dapat menyebabkan peradangan dan infeksi pada organ reproduksi, termasuk rahim, indung telur, dan saluran tuba. Jika tidak diobati, PID dapat menyebabkan infertilitas (ketidaksuburan), nyeri panggul kronis, dan kehamilan ektopik (hamil di luar rahim).

  • Infeksi menular seksual yang menyebar: Beberapa PMS dapat menyebar ke organ tubuh lainnya jika tidak diobati. Misalnya, gonore atau klamidia yang tidak diobati dapat menyebar ke saluran kemih dan menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi menular seksual juga dapat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan infeksi sistemik yang parah.

  • Masalah pada kehamilan: Beberapa PMS dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan. Misalnya, ibu yang terinfeksi sifilis dapat mengalami keguguran, kelahiran prematur, atau bayi yang terinfeksi sifilis pada saat lahir. PMS seperti klamidia atau gonore juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi selama persalinan, menyebabkan infeksi pada bayi baru lahir.

  • Infeksi menular seksual kronis: Beberapa infeksi menular seksual, seperti herpes genital atau infeksi HIV, tidak dapat disembuhkan dan berlanjut menjadi infeksi kronis. Infeksi kronis dapat menyebabkan gejala yang berulang atau persisten, memengaruhi kualitas hidup, dan meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang.

  • Kanker terkait PMS: Beberapa jenis infeksi menular seksual dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Misalnya, infeksi HPV (human papillomavirus) yang tidak diobati dapat menyebabkan perkembangan kanker serviks, vagina, vulva, atau anus.

Komplikasi PMS dapat dicegah atau dikurangi dengan diagnosis dini, pengobatan yang tepat, dan praktik seksual yang aman. Sangat perlu untuk melakukan tes rutin, menggunakan kondom, menjaga kebersihan pribadi, dan berkomunikasi terbuka dengan pasangan seksual.

Pengobatan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Pengobatan penyakit menular seksual (PMS) bergantung pada jenis infeksi yang terjadi. Setiap jenis PMS memiliki protokol pengobatan yang berbeda, dan penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan rekomendasi pengobatan yang tepat. Berikut ini adalah beberapa pendekatan pengobatan umum untuk PMS:

  1. Antibiotik: Banyak PMS, seperti klamidia, gonore, dan sifilis, dapat diobati dengan antibiotik. Dokter akan meresepkan antibiotik yang sesuai berdasarkan jenis infeksi dan kondisi kesehatan individu. Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan antibiotik dan menghabiskan seluruh dosis yang diresepkan, bahkan jika gejalanya sudah mereda.

  2. Antiviral: Infeksi virus seperti herpes genital atau HIV memiliki pengobatan yang berbeda. Herpes genital dapat dikelola dengan obat antiviral untuk mengurangi gejala dan frekuensi serangan. HIV membutuhkan pengobatan antiretroviral (ARV) seumur hidup untuk mengendalikan perkembangan virus dan menjaga sistem kekebalan tubuh.

  3. Antijamur: Infeksi jamur seperti kandidiasis (infeksi ragi) diobati dengan obat antijamur yang tersedia dalam bentuk krim, supositoria, atau tablet. Obat ini membantu menghilangkan infeksi dan mengurangi gejala seperti keputihan yang berlebihan dan gatal.

  4. Vaksin: Beberapa PMS dapat dicegah melalui vaksinasi. Misalnya, vaksin HPV (human papillomavirus) dapat mencegah infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks dan kanker lainnya. Vaksin hepatitis B juga dapat mencegah infeksi hepatitis B, yang dapat ditularkan melalui kontak seksual.

Selain pengobatan langsung, juga sebaiknya mengikuti praktik-praktik seksual yang aman. Ini termasuk menggunakan kondom dengan benar dan konsisten, mengurangi jumlah pasangan seksual, melakukan tes rutin, dan berkomunikasi terbuka dengan pasangan seksual tentang riwayat PMS.

Pengobatan PMS harus dilakukan di bawah pengawasan medis dan sesuai dengan rekomendasi dari profesional kesehatan. Tidak semua infeksi menular seksual dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi pengobatan yang tepat dapat membantu mengendalikan gejala, mencegah komplikasi, dan mengurangi risiko penularan kepada orang lain.

Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Pencegahan penyakit menular seksual (PMS) melibatkan praktik seksual yang aman dan langkah-langkah perlindungan yang dapat mengurangi risiko infeksi. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam pencegahan PMS:

  • Praktik seksual yang aman: Gunakan kondom dengan benar dan konsisten saat berhubungan seks, baik itu hubungan seks vaginal, anal, maupun oral. Kondom merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengurangi risiko penularan PMS. Pastikan kondom digunakan sejak awal hingga akhir hubungan seksual.

  • Tes rutin: Lakukan tes PMS secara rutin, terutama jika Anda aktif secara seksual dengan beberapa pasangan atau pasangan baru. Tes ini penting untuk mendeteksi infeksi secara dini, bahkan jika Anda tidak mengalami gejala. Dengan melakukan tes secara teratur, Anda dapat mendapatkan pengobatan yang tepat jika ditemukan infeksi dan mencegah penyebaran kepada pasangan seksual lainnya.

  • Vaksinasi: Beberapa PMS dapat dicegah melalui vaksinasi. Misalnya, vaksin HPV (human papillomavirus) dapat melindungi terhadap infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks dan kanker lainnya. Vaksinasi hepatitis B juga dapat mencegah infeksi hepatitis B yang dapat ditularkan melalui kontak seksual. Pastikan untuk mendapatkan vaksin yang dianjurkan oleh profesional medis.

  • Berkomunikasi terbuka: Penting untuk berkomunikasi terbuka dengan pasangan seksual tentang riwayat kesehatan seksual dan status PMS. Diskusikan tentang pemeriksaan kesehatan seksual yang dilakukan secara rutin, penggunaan kondom, dan langkah-langkah perlindungan lainnya. Dengan saling berbagi informasi, Anda dapat mengambil keputusan yang baik dalam menjaga kesehatan seksual bersama.

  • Batasi jumlah pasangan seksual: Mengurangi jumlah pasangan seksual dapat membantu mengurangi risiko PMS. Semakin banyak pasangan seksual yang Anda miliki, semakin tinggi risiko terpapar infeksi menular seksual. Menjalani hubungan monogami yang saling setia dengan pasangan yang terpercaya dapat membantu mengurangi risiko penularan.

  • Kebersihan pribadi: Menjaga kebersihan pribadi merupakan langkah penting dalam pencegahan PMS. Rajin mencuci tangan sebelum dan setelah berhubungan seksual, menjaga kebersihan organ genital, dan menghindari berbagi alat-alat seksual atau handuk dengan orang lain.

Tidak ada metode pencegahan yang 100% efektif dalam mencegah semua jenis infeksi menular seksual. Namun, dengan mengikuti praktik-praktik seksual yang aman dan langkah-langkah perlindungan yang tepat, Anda dapat mengurangi risiko PMS dan menjaga kesehatan seksual yang optimal.

Kapan Harus ke Dokter?

Anda sebaiknya segera mencari bantuan medis jika Anda mengalami gejala atau tanda-tanda infeksi menular seksual (PMS), atau jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kemungkinan terinfeksi. Berikut adalah beberapa situasi di mana Anda harus segera ke dokter:

  • Anda mengalami gejala yang mencurigakan: Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri saat buang air kecil, keputihan yang tidak normal, bengkak atau luka pada alat kelamin, ruam pada daerah genital, sakit perut, atau gejala lain yang tidak biasa di area genital, segera periksakan diri Anda ke dokter. Gejala ini dapat menjadi tanda adanya infeksi menular seksual dan memerlukan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

  • Anda memiliki riwayat seksual yang berisiko: Jika Anda memiliki riwayat seksual yang berisiko, termasuk hubungan seksual dengan banyak pasangan, pasangan baru, atau pasangan yang terinfeksi PMS, penting untuk melakukan tes rutin. Meskipun Anda mungkin tidak mengalami gejala, infeksi dapat tetap ada dan menyebabkan masalah kesehatan jika tidak diobati.

  • Anda ingin memeriksa kesehatan seksual Anda secara menyeluruh: Jika Anda ingin memeriksa kesehatan seksual Anda secara menyeluruh, melakukan tes untuk berbagai jenis infeksi menular seksual, atau mendiskusikan praktik seksual yang aman, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan yang berpengalaman di bidang itu.

  • Anda ingin mendapatkan vaksinasi: Jika Anda ingin mendapatkan vaksinasi untuk melindungi diri Anda dari infeksi menular seksual seperti HPV, dokter dapat memberikan informasi yang diperlukan dan melakukan vaksinasi yang sesuai.

Hanya dokter atau profesional kesehatan yang dapat memberikan diagnosis yang akurat dan rekomendasi pengobatan yang tepat berdasarkan situasi dan kebutuhan individu Anda. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan tentang kesehatan seksual Anda.

Klinik Utama Sentosa Spesialis Penyakit Kelamin

Carilah referensi klinik untuk penyakit kelamin atau penyakit menular seksual terdekat. Dengan biaya terjangkau serta gratis layanan konsultasi secara online.

Klinik Utama Sentosa merupakan klinik spesialis penyakit kelamin dan penyakit menular seksual yang berada di Jakarta, memiliki dokter spesialis dan tenaga ahli profesinal serta di dukung oleh fasilitas medis yang lengkap, canggih dan modern. ⇒ [WhatsApp]

Bila Anda mempunyai masalah seputar kelamin atau penyakit menular seksual lainnya, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional kami secara online gratis 24jam untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. ⇒ [Tanya Dokter Kelamin]

Reservasi Online

Anda dapat melakukan Reservasi secara online, tim Klinik Sentosa akan menghubungi Anda dalam waktu maks 1x24 jam ke depan.






    Chat Dokter
    Klinik kulit dan kelamin terpercaya di Jakarta