Kenali dan Ketahui Gejala Radang Panggul

Kenali dan Ketahui Gejala Radang Panggul

Klinik Utama Sentosa, Jakarta – Infeksi radang panggul sangatlah sulit terdeteksi, padahal masalah ini dapat membahayakan, ketahui dan waspada dengan gejala yang muncul di artikel ini. Berhubungan intim tanpa adanya pengaman sangatlah berisiko untuk menular penyakit. Terkhususkan pada wanita, infeksi radang panggul ini merupakan risiko PMS yang umum terjadi.

Maka dari itu, tiap perempuan wajib mengenali ciri-ciri dari radang panggul yang akan muncul. PID akan menyerang organ reproduktif seperti bagian rahim, tuba falopi, sampai ovarium. Bila tidak mendapatkan pengobatan dengan baik dan benar, gejala yang timbul bisa menyebabkan nyeri kronis, gangguan kesuburan, hingga abses.

Apa itu Radang Panggul?

Radang panggul, juga dikenal sebagai penyakit radang panggul (PRP), adalah kondisi inflamasi pada organ reproduksi wanita, yaitu rahim, tuba falopi, dan indung telur. Penyakit radang panggul biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang naik dari vagina atau leher rahim ke organ-organ di atasnya.

Infeksi seksual menular seperti klamidia dan gonore merupakan penyebab umum dari penyakit radang panggul. Namun, bakteri lain seperti bakteri anaerob dan mikroorganisme yang tidak terkait dengan aktivitas seksual juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Penyebab Radang Panggul

Penyakit radang panggul (PRP) biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang naik melalui saluran reproduksi wanita. Infeksi tersebut dapat merambah ke rahim, tuba falopi, dan indung telur, menyebabkan peradangan pada organ-organ tersebut. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyakit radang panggul meliputi:

  1. Infeksi Seksual Menular (ISM): Penyebab utama penyakit radang panggul adalah infeksi seksual menular, terutama infeksi klamidia dan gonore. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tuba falopi dan merusak jaringan di sekitarnya. Hubungan seksual yang tidak terlindungi dengan pasangan yang terinfeksi meningkatkan risiko terkena penyakit radang panggul.
  2. Bakteri lain: Selain klamidia dan gonore, bakteri lain juga dapat menyebabkan penyakit radang panggul. Bakteri anaerob (yang hidup tanpa oksigen) seperti Gardnerella vaginalis dan mikroorganisme seperti Mycoplasma genitalium dapat menjadi penyebab infeksi pada saluran reproduksi.
  3. Akses Bakteri dari Vagina: Bakteri yang normalnya ada dalam vagina juga dapat naik ke saluran reproduksi dan menyebabkan infeksi. Faktor-faktor yang dapat mempermudah akses bakteri ke saluran reproduksi meliputi penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (seperti IUD), prosedur invasif pada saluran reproduksi, atau persalinan dan aborsi yang tidak steril.
  4. Praktik Seksual Berisiko: Praktik seksual berisiko, seperti memiliki banyak pasangan seksual, hubungan seks tanpa pengamanan, atau pasangan seksual yang memiliki infeksi seksual menular, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit radang panggul.
  5. Riwayat Penyakit Radang Panggul: Jika seseorang pernah mengalami penyakit radang panggul sebelumnya, maka risiko terjadinya kambuh atau infeksi berulang akan lebih tinggi.

Tidak semua infeksi pada organ reproduksi wanita akan menyebabkan penyakit radang panggul. Namun, jika infeksi tidak diobati dengan tepat, risiko terkena penyakit radang panggul dapat meningkat.

Untuk mencegah penyakit radang panggul, penting untuk menggunakan praktik seks yang aman, melakukan skrining dan pengobatan infeksi seksual menular secara tepat, dan menjaga kebersihan daerah genital dengan baik.

Gejala Radang Panggul

Gejala penyakit radang panggul (PRP) dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Beberapa wanita mungkin mengalami gejala yang jelas, sedangkan yang lain mungkin tidak merasakan gejala sama sekali. Gejala yang umum terkait dengan penyakit radang panggul meliputi:

  1. Nyeri Perut Bagian Bawah: Nyeri atau ketidaknyamanan pada perut bagian bawah adalah gejala utama penyakit radang panggul. Nyeri ini bisa berupa nyeri tumpul, nyeri tajam, atau perasaan tertekan di daerah panggul. Nyeri tersebut dapat berlangsung secara kronis atau terjadi secara tiba-tiba.
  2. Nyeri Selama Hubungan Seksual: Beberapa wanita dengan PRP merasakan nyeri atau ketidaknyamanan selama hubungan seksual (dispareunia). Hal ini dapat terjadi karena peradangan pada organ-organ reproduksi yang terlibat dalam penyakit radang panggul.
  3. Perubahan Pola Menstruasi: Wanita dengan PRP dapat mengalami perubahan dalam pola menstruasi mereka. Hal ini dapat mencakup perdarahan yang lebih berat atau lebih lama dari biasanya, perdarahan di luar siklus menstruasi, atau perdarahan tidak teratur.
  4. Keputihan Tidak Normal: Infeksi pada organ reproduksi dapat menyebabkan perubahan pada keputihan. Wanita dengan PRP mungkin mengalami keputihan yang lebih banyak dari biasanya, berbau tidak sedap, berwarna kuning atau hijau, atau memiliki tekstur yang tidak normal.
  5. Nyeri saat Buang Air Kecil: Peradangan pada organ-organ reproduksi yang terlibat dalam PRP dapat menyebabkan nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
  6. Demam dan Kelelahan: Dalam beberapa kasus, PRP dapat disertai dengan demam ringan, rasa lelah yang berlebihan, dan gejala yang mirip dengan infeksi sistemik.

Tidak semua wanita dengan PRP mengalami gejala yang sama, dan gejalanya dapat bervariasi dalam tingkat keparahan. Jika dibiarkan tidak diobati, penyakit radang panggul dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infertilitas, kehamilan ektopik, dan nyeri panggul kronis.

Maka dari itu, tiap perempuan wajib mengenali ciri-ciri dari radang panggul yang akan muncul. PID akan menyerang organ reproduktif seperti bagian rahim, tuba falopi, sampai ovarium.

Faktor Risiko Radang Panggul

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan penyakit radang panggul (PRP). Faktor-faktor ini termasuk:

  1. Infeksi Seksual Menular (ISM): Infeksi seksual menular, terutama klamidia dan gonore, adalah penyebab utama PRP. Jika seseorang terinfeksi salah satu dari infeksi ini dan tidak diobati, bakteri dapat naik melalui saluran reproduksi dan menyebabkan peradangan pada organ-organ seperti rahim, tuba falopi, dan indung telur.
  2. Riwayat PRP atau ISM sebelumnya: Jika seseorang pernah mengalami PRP atau infeksi seksual menular sebelumnya, risiko mereka untuk mengembangkan PRP di kemudian hari meningkat.
  3. Usia Seksual Aktif yang Muda: Memulai aktivitas seksual pada usia yang relatif muda dapat meningkatkan risiko terkena PRP. Hal ini terkait dengan kemungkinan lebih tinggi terpapar infeksi seksual menular pada usia yang lebih muda.
  4. Banyak Pasangan Seksual: Memiliki banyak pasangan seksual atau pasangan seksual yang berganti-ganti meningkatkan risiko terkena infeksi seksual menular yang dapat menyebabkan PRP.
  5. Hubungan Seks tanpa Pengamanan: Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi atau status infeksi yang tidak diketahui meningkatkan risiko terkena PRP.
  6. IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim): Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) memiliki risiko kecil, tetapi ada kemungkinan jarang terjadi bahwa IUD dapat menyebabkan infeksi yang dapat berkembang menjadi PRP.
  7. Riwayat Aborsi atau Prosedur Invasif pada Saluran Reproduksi: Pembedahan atau prosedur invasif pada saluran reproduksi, termasuk aborsi yang tidak steril atau prosedur lainnya, dapat menyebabkan risiko infeksi dan kemungkinan berkembangnya PRP.
  8. Merokok: Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko terkena PRP. Merokok dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.

Mengetahui faktor risiko ini dapat membantu individu mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, seperti penggunaan praktik seks yang aman dan mendapatkan pengobatan yang tepat jika terjadi infeksi menular seksual.

Komplikasi Radang Panggul

Penyakit radang panggul (PRP) dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak diobati atau jika infeksi berlanjut. Beberapa komplikasi PRP yang mungkin terjadi meliputi:

  1. Infertilitas: Salah satu komplikasi utama PRP adalah infertilitas atau ketidaksuburan. Peradangan pada organ reproduksi wanita dapat menyebabkan kerusakan pada tuba falopi, yang merupakan jalur tempat pertemuan antara sel telur dan sperma. Jika tuba falopi mengalami kerusakan atau penyumbatan, maka kemampuan untuk hamil dan mengandung akan terganggu.
  2. Kehamilan Ektopik: PRP juga meningkatkan risiko kehamilan ektopik, yaitu kehamilan yang terjadi di luar rahim, biasanya dalam tuba falopi. Kehamilan ektopik dapat menjadi kondisi yang serius dan bahkan mengancam nyawa jika tidak diobati dengan cepat. Gejalanya meliputi nyeri panggul parah, perdarahan abnormal, dan pingsan.
  3. Abses Tubo-Ovarium: Peradangan yang tidak diobati dapat menyebabkan terbentuknya abses tubo-ovarium, yaitu kantong berisi nanah yang terbentuk di dalam tuba falopi atau indung telur. Abses ini dapat menyebabkan nyeri panggul yang parah, demam, dan kemungkinan perlu diangkat melalui prosedur bedah.
  4. Nyeri Panggul Kronis: Beberapa wanita dengan PRP mengalami nyeri panggul kronis yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Nyeri ini dapat mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari dan membutuhkan pengelolaan nyeri yang jangka panjang.
  5. Penyebaran Infeksi: Jika infeksi tidak diobati, bakteri penyebab PRP dapat menyebar ke organ-organ terdekat seperti rongga perut atau permukaan luar rahim. Hal ini dapat menyebabkan kondisi serius seperti peritonitis (peradangan pada perut) atau abses pelvik.
  6. Penyakit Radang Panggul Kronis: Jika PRP tidak diobati dengan baik atau terjadi infeksi berulang, seseorang dapat mengembangkan penyakit radang panggul kronis. Ini adalah kondisi di mana peradangan dan gejala terus berlanjut atau berulang dalam jangka waktu yang lama.

Kapan Harus ke Dokter?

Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan jika Anda mengalami gejala atau situasi berikut terkait dengan penyakit radang panggul (PRP):

  • Nyeri Panggul atau Perut yang Parah
  • Perubahan pada Siklus Menstruasi
  • Nyeri saat Berhubungan Seksual
  • Keputihan Tidak Normal
  • Gejala Infeksi Menular Seksual (IMS)

Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki kekhawatiran tentang kesehatan reproduksi Anda, sebaiknya segera hubungi dokter.

Klinik Utama Sentosa Spesialis Penyakit Kelamin

Carilah referensi klinik untuk penyakit kelamin atau penyakit menular seksual terdekat. Dengan biaya terjangkau serta gratis layanan konsultasi secara online melalui Live Chat WA.

Klinik Utama Sentosa merupakan klinik spesialis penyakit kelamin dan penyakit menular seksual yang berada di Jakarta, memiliki dokter spesialis dan tenaga ahli profesinal serta di dukung oleh fasilitas medis yang lengkap, canggih dan modern. ⇒ [WhatsApp]

Bila Anda mempunyai masalah seputar kelamin atau penyakit menular seksual lainnya, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional kami secara online gratis 24jam untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. ⇒ [Tanya Dokter Kelamin]

Reservasi Online

Anda dapat melakukan Reservasi secara online, tim Klinik Sentosa akan menghubungi Anda dalam waktu maks 1x24 jam ke depan.






    Chat Dokter
    Klinik kulit dan kelamin terpercaya di Jakarta